PenambahanSTPP 0,1% menunjukkan tingkat pengembangan tertinggi yaitu 26.89%. Kerupuk karak denganb penambahan STPP 0,1% merupakan kerupuk karang yang paling disukai. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh penambahan STPP sebagai pengganti bleng atau boraks terhadap tingkat pengembangan dan daya terima pada kerupuk karak.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masyarakat pelaku usaha kerupuk tentu mengenal dengan bahan komposisi Bleng untuk dijadikan bahan pengawet. Banyak pelaku usaha kerupuk menggunakan Bleng untuk mengawetkan produk kerupuknya. Sayangnya, hampir sebagian besar pelaku usaha kerupuk tidak mengetahui bahwa Bleng merupakan komposisi yang termasuk dalam golongan boraks dalam berbagai macam aneka makanan menjadi perhatian tersendiri bagi Dinas Kesehatan yang juga selaku penggerak hidup sehat untuk Indonesia. Campuran Boraks dalam makanan tentunya dapat menggangu fungsi organ tubuh dan pada akhirnya berpengaruh bagi substitusi bahan baku Bleng sebagai pengawet kerupuk diganti menjadi STPP Sodium Tripolyphosphate. Peraturan tersebut telah dibukukan oleh Dinas Kesehatan agar kualitas dan mutu kerupuk aman dikonsumsi bagi masyarakat. Mencari STPP untuk pengganti boraks pada kerupuk/dokpri STPP adalah bahan kimia yang terbentuk dari anion-anion phospat dalam Sodium riphospat sebagai hasil reaksi dari disodium fosfat dan monosodium fosfat. Pada industri kerupuk, STPP dicampurkan ke dalam adonan setengah jadi untuk membantu menjaga struktur krupuk tidak mudah rapuh sewaktu karena itu kelompok KKN 323 bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan terhadap pelaku usaha kerupuk demi menjaga kualitas dan mutu kerupuk sekaligus menggalakan pembuatan PIRT untuk segmentasi pasar yang lebih luas. Penyuluhan itu akan diadakan pekan depan di Balai Desa Paguan dengan sasaran adalah pelaku usaha pangan Desa Paguan terutama pelaku usaha Kerupuk.Nona Maharani Nenhea Elier/Cynthia Rani/Marwa Herman Daud/Ahmad Dhani Prasetyo/Whinar Kukuh Rizky Ardana/Finisa Fabira/Muhammad Alif Fiandra/Senopati Lanang Jagad/Athanasius Marchellino Pandu Waluyo/Sirwi Nindia/KKN 323/ Desa Paguan/Kec. Taman Krocok/Ir. Setiyono, Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Penggunaanpengawet tersebut harus mengikuti takaran yang dibenarkan. Pengawet yang tidak diizinkan namun kemungkinan dipergunakan seperti formalin dan boraks pada makanan tertentu sangatlah berbahaya. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan ringan yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, bau, warna, rasa, kerenyahan, ketebalan, nilai gizi dan sebagainya. Perbedaan ini bisa disebabkan pengaruh budaya daerah penghasil kerupuk, bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan serta alat dan cara pengolahannya. Secara umum bahan baku yang digunakan adalah tepung tapioka. Sedangkan bahan โ bahan lainnya seperti ikan atau udang, telur atau susu, garam, gula, air dan bumbu bawang putih, bawang merah, ketumbar dan sebagainya merupakan bahan tambahan yang sangat bervariasi tergantung dari selera masing โ masing Astawan dan Mita, 1989. Di pasaran banyak ditemui jenis kerupuk, diantaranya kerupuk bawang, kerupuk udang, kerupuk ikan dan kerupuk gendar. Pada mulanya kerupuk digunakan sebagai lauk namun sekarang telah berkembang menjadi makanan kecil Anonim, 2000. Bahan tambahan pangan adalah bahan kimia yang ditambahkan dan dicampurkan selama pengolahan makanan baik secara sengaja maupun tidak untuk meningkatkan mutu produk tersebut. Penggunaan bahan tambahan pangan dalam industri semakin meningkat namun disisi lain masih banyak produsen yang masih menggunakan bahan tambahan yang tidak selayaknya, baik dari segi macam, dan dosis yang digunakan. Hal ini bisa terjadi karena minimnya pengetahuan, lemahnya pengawasan dari lembaga pemerintah, dan alasan ekonomi. Kekurangpahaman produsen akan aspek keamanan produk dan masih sedikitnya alternatif bahan tambahan makanan yang aman, murah, dan mudah didapat juga menjadi salah satu pemacunya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian-penelitian yang mengembangkan alternatif bahan tambahan makanan yang aman, murah, dan mudah didapat. Boraks Na2B4O7 merupakan salah satu zat aditif pada makanan. Yakni zat yang ditambahkan dan dicampurkan pada makanan sewaktu pengolahan makanan dengan maksud untuk mengawetkan makanan serta sebagai pengenyal Aryani, 2006. Menurut Saparinto dan Diana 2006, tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, serta memberikan rasa gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang mengandung pati. Boraks yang dipergunakan sebagai pengenyal berupa sodium boraks, yang dalam istilah awamnya disebut bleng atau cetitet Aryani, 2006. Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang banyak digunakan pada produk kerupuk. Boraks biasa digunakan pada kerupuk yang berbahan dasar tapioka, terigu dan beras. Hal tersebut untuk membantu proses gelatinisasi pati sehingga produk menjadi kenyal, tidak lengket, lebih mengembang dan tahan disimpan. Boraks sejak lama telah digunakan masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang secara tradisional di Jawa disebut โKarakโ atau โLempengโ Anonima, 2008. Hasil penelitian Renawati 1989, menunjukkan bahwa garam bleng padatan mengandung garam dapur natrium klorida 61 %, natrium karbonat 27 %, natrium boraks 10 % dan garam โ garaman lainnya dari logam kalium, kalsium, besi dan magnesium. Bleng mengandung boraks yang bersifat racun. Fungsi garam bleng adalah mempercepat pematangan, sebagai pengikatan air sehingga bahannya menjadi kenyal dan tidak retak. Sebenarnya pemakaian boraks dalam makanan sudah dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia karena bersifat toksik dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus dan juga dapat menimbulkan kematian. Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi tertimbun sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikeluarkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga mengganggu alat reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang nafsu makan Anonima, 2008. Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks dapat menyebabkan demam, anuria tidak terbentuknya urin, koma, merangsang sistem saraf pusat, menyebabkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian Anonimb, 2006. Kematian pada orang dewasa dapat terjadi dalam dosis 15-25 gram, sedangkan pada anak dosis 5-6 gram Cahyadi, 2006. Menghadapi fenomena penggunaan boraks sebagai bahan tambahan makanan, pemerintah berusaha mencarikan bahan pengganti boraks dengan bahan tambahan lain yang diizinkan oleh Departemen Kesehatan RI yang memiliki karakteristik seperti boraks namun tetap aman dikonsumsi. Dengan demikian tuntutan kebutuhan masyarakat akan makanan yang aman juga bisa dipenuhi. Senyawa Sodium Tripoliphosphat STPP biasa digunakan dalam pembuatan mie untuk meningkatkan elastisitas produk. Selain itu STPP juga mempunyai kemampuan sebagai pengawet makanan. Penggunaan bleng maupun cetitet yang mengandung boraks pada karak yang berfungsi sebagai pengenyal, sebenarnya dapat digantikan dengan STPP yang aman bagi tubuh. Pemerintah telah mencanangkan STPP sebagai pengganti boraks. Pengaruh sodium tripoliphosphat sebagai bahan tambahan makanan pada kerupuk gendar belum diketahui, sehingga perlu dipelajari pengaruh penggunaan sodium tripoliphosphat dalam pembuatan kerupuk gendar terhadap sifat fisik, kimia dan sensoris kerupuk gendar yang dihasilkan. Incoming search termsharga stpp pengganti blengkegunaan stpp
1 Mengenyalkan bakso, sosis dan nugget. takaran pemakaian : 1 - 2 gram dari berat total bahan. 2. Pada industri mie dipakai untuk membantu di dalam tekstur mie supaya lebih kenyal dan kelihatan lebih kilat permukaannya. 3. Pada industri seafood seperti udang (type vannamei maupun blacktiger/ Headless, PTO) dan squid, maupun ikan.
Disela acara, menurut pengurus STPP Medan Herawati MSi yang mendampingi Rubino mengatakan, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) pertanian, tujuannya untuk mempercepat penerapan
Pemakaianskincare memiliki aturan takaran yang harus sesuai, tidak boleh terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, simak penjelasan berikut. - Halaman 2 Selasa, 12 Juli 2022
Forum Living Beautifully; Absolute Grooming; Takaran yang Pas untuk Pemakaian Produk Toiletries
LihatTabel 6.1.4.(1) untuk jenis takaran pemakaian lapis aspal. b) Suhu penyemprotan harus sesuai dengan Tabel 6.1.4.(1), kecuali diperin-tahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara interpolasi.