HARI akhir menurut agama Islam adalah peristiwa hancurnya alam semesta beserta isinya hingga seluruh makhluk hidup di dalamnya pun akan binasa. Beriman dan meyakini akan adanya hari akhir termasuk dalam rukun iman yang kelima. Mengutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya Aris Abi Syaifullah, dkk, hari akhir ditandai dengan bunyi terompet sangkakala Malaikat Israfil atas perintah dari Allah SWT. Seseorang tidak dapat disebut dengan mukmin bila mengingkari keberadaan hari akhir. Hari akhir akan datang secara tiba-tiba, tidak ada orang yang mengetahui kedatangan hari kiamat, kecuali Allah SWT yang mengetahuinya. Seperti dijelaskan dalam Al Quran surat Al A’raf ayat 187, Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat “Bilakah terjadinya?” Katakanlah “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat huru haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” Walaupun kedatangan hari akhir tidak dapat diketahui, namun sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa hari akhir akan benar-benar terjadi dan dialami oleh seluruh manusia. BACA JUGA Kaum yang Menangguhkan Kesenangan untuk Hari Akhir Hari Akhir Tanda-Tanda Kiamat Menurut Ajaran Islam yang Perlu Diketahui ilustrasi, foto unplash Hari akhir wajib diketahui oleh setiap umat Islam. Pasalnya, meyakini adanya hari akhir termasuk rukun iman hari akhir atau kiamat juga termuat dalam Al-Qur’ keberadaan hari akhir, termasuk salah satu upaya beriman kepada Allah. Meyakini bahwa Allah Yang Maha Kuasa, dapat menciptakan sekaligus menghancurkan seluruh alam semesta dan segala isinya. Di mana semua makhluk hidup pun akan binasa dan akan kembali kepada Allah Sang Pencipta. Selain meyakini, umat muslim juga perlu mengetahui tanda-tanda kiamat atau hari akhir. Semua tanda-tanda kiamat ini pun sudah tercantum dan dijelaskan dalam kita suci Al Quran. Dengan mengetahui tanda-tanda kiamat, umat manusia bisa bertaubat dan kembali kepada Allah agar bisa selamat dalam menghadapi hari akhir yang kelak akan terjadi. berikut kami merangkum penjelasan tanda-tanda kiamat menurut ajaran Islam, perlu Anda ketahui. BACA JUGA Pengertian Iman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat Hari Akhir Tanda-Tanda Kiamat Kubra ilustrasi, foto unplash Dalam agama Islam, dijelaskan bahwa terdapat tanda-tanda kiamat yang akan terjadi di hari akhir kelak. Tanda-tanda kiamat ini berupa rentetan peristiwa luar biasa, yang akan menimpa alam semesta dan seluruh isinya. Dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari, Rasulullah pernah menjelaskan mengenai tanda-tanda kiamat yaitu meliputi Pertama, munculnya kabut dukhan Kedua, munculnya Dajjal Ketiga, munculnya Dabbah Keempat, terbitnya matahari dari barat Kelima, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj Keenam, munculnya Isa bin Maryam Ketujuh, adanya tiga gerhana, di timur Kedelapan, gerhana di barat Kesembilan, gerhana di jazirah Arab Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul. Dalam hal ini, para ulama mempunyai perbedaan pendapat mengenai urutan peristiwa yang akan terjadi di hari kiamat. Ada ulama yang mengatakan bahwa matahari terbit dari barat merupakan peristiwa pertama yang akan muncul. Ada pula ulama yang menyebutkan bahwa hal pertama yang akan muncul di hari kiamat adalah api yang menggiring manusia dari timur menuju barat. Ini tidak lain karena adanya perbedaan penafsiran setiap ulama dalam memahami hadist yang menjelaskan tentang hari akhir. Hari Akhir Cara agar Selamat di Hari Akhir Setelah mengetahui tanda-tanda kiamat, penting bagi umat muslim untuk bertaubat dan terus mengingat Allah. Dengan mengingat dan mendekatkan diri pada Allah, maka setiap manusia akan dekat dengan pertolongan-Nya di hari akhir kelak. Dalam hal ini, dikisahkan Imam Hanafi RA yang telah 99 kali bermimpi melihat Allah, pada suatu ketika ia bertanya adakah sebuah amalan yang dapat menyelamatkan seseorang dari siska dahsyat hari kiamat. Kemudian, Allah menjawab pertanyaan Imam Hanafi RA lewat mimpinya yang ke-100. Allah berfirman, “Siapa saja yang membaca di pagi dan sore Subhanal abadiyyil abad, subhanal wahidil ahad, subhanal fardis shomad, subhana man rofa’as sama’a bi ghoiri amad, subhana man basathol ardho ala ma’in jamad, subhana man khalaqol khalqo wa ahshohum adad, subhana man qosamar rizqo wa lam yansa ahad, subhanal ladzi lam yattakhidz shohibatan wa la walad, subhanal ladzi lam yalid wa lam yulad wa lam yaqul lahu kufuwan ahad’, maka akan selamat dari siksa-Ku.” Amalan ini pun perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun pagi dan sore merupakan waktu yang sibuk dan berat bagi setiap orang, namun bagi siapa saja yang mengamalkan doa ini maka akan mendapatkan manfaat pertolongan dari Allah di hari akhir kelak. [] SUMBER DETIK MERDEKA
Luaswilayah Indonesia yang besar, berpengaruh terhadap banyaknya keberagaman yang dimiliki kondisi itu, menjadikan sumber keberagaman tercipta, seperti suku, budaya, ras, dan golongan. 2. Faktor Iklim. Berdasarkan pembagian iklim matahari, Indonesia secara umum beriklim tropis yang panas. Iklim yang ada di suatu daerah dapat berbeda dengan
Jawaban setelah wafat akan memasuki alam dialam barzakh akan ditanya oleh dua malaikat tentang Tuhanny,Rasulnya,Kitabnya,Kiblatnya, manusia tidak bisa menjawab akibat kelakuannya semasa hidup,maka ia akan disiksa sampai hari kiamat tiba,sedangkan jika manusia bisa menjawab pertanyaan dari malaikat itu dengan benar,maka manusia itu akan dihantarkan untuk beristirahat dengan tenang sampai hari kiamat tibaPenjelasansemoga bisa bermanfaat; Penjelasan1. Alam kubur alam barzah2. Yaumul Ba'ats hari kebangkitan3. Yaumul Mahsyar hari pengumpulan4. Yaumul mizan hari penimbangan amal baik dan amal buruk5. Yaumul hisab perhitungan amal6. Yaumul Jaza hari pembalasan MenurutNotoatmojo (2014), Berdasarkan teori "S-O-R" perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Perilaku Tertutup (Covert Behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulasi tersebut masih belum dapat diamati orang lain secara jelas.Iman kepada hari akhir hukumnya wajib dan kedudukannya dalam agama merupakan salah satu di antara rukun iman yang enam. Banyak sekali Allah Ta’ala menggandengkan antara iman kepada Allah dan iman kepada hari akhir, karena barangsiapa yang tidak beriman kepada hari akhir, tidak mungkin akan beriman kepada Allah. Orang yang tidak beriman dengan hari akhir tidak akan beramal, karena seseorang tidak akan beramal kecuali dia mengharapkan kenikmatan di hari akhir dan takut terhadap adzab di hari akhir.[1]Disebut hari akhir karena pada hari itu tidak ada hari lagi setelahnya, saat itu merupakan tahapan yang terakhir[2]. Keimanan yang benar terhadap hari akhir mancakup tiga hal pokok yaitu mengimani adanya hari kebangkitan, mengimani adanya hisaab perhitungan dan jazaa’ balasan, serta mengimani tentang surga dan neraka. Termasuk juga keimanan kepada hari akhir adalah mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah kematian seperti fitnah kubur, adzab kubur, dan nikmat Adanya Hari Kebangkitanيَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {104}ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ {16}يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلاMengimani Adanya Hari Perhitungan dan Pembalasanإِنَّ إِلَيْنَآ إِيَّابَهُمْ {25} ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم {26}وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ {47}ومن هم بحسنة فلم يعملها كتبت له حسنة فإن عملها كتبت له عشرا ومن هم بسيئة فلم يعملها لم تكتب شيئا فإن عملها كتبت سيئة واحدةMengimani Adanya Surga dan Nerakaإِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {13} وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ {14}Pertama Surga dan Neraka Benar Adanya Kedua Surga dan Neraka Sekarang Sudah Adaوَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {131} Ketiga Penciptaan Surga dan Neraka Sebelum Penciptaan Makhlukوَيَائَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَتَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ {19}Keempat Surga dan Neraka Sudah Ditentukan Siapakah Yang Akan Menjadi Penghuninya وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِإن الله خلق للجنة أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم وخلق للنار أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهمKelima Surga dan Neraka Kekal Abadiوَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ {108}ينادي مناد إن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبدا وإن لكم أن تحيوا فلا تموتوا أبدا وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبدا وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا فذلك قوله عز وجل { ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون }وَالجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخْلُوْقَتَانِ، لاَ تَفْنَيَانِ أَبَدًا وَلا تَبِيْدَانِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الجَنَّةَ وَالنَّارَ قَبْلَ الخَلْقِ، وَخَلَقَ لَهُمَا أَهْلاً،Mengimanai Fitnah, Adzab, dan Nikmat Kuburوَلَوْتَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلاَئِكَةُ بَاسِطُوا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ {93}Faedah Iman yang BenarMengimani Adanya Hari KebangkitanHari kebangkitan adalah hari dihidupkannya kembali orang yang sudah mati ketika ditiupkannya sangkakala yang kedua. Kemudian manusia akan berdiri menghadap Rabb semesta alam dalam keadaan telanjang tanpa alas kaki, telanjang tanpa pakaian, dan dalam keadaan tidak disunat. Allah Ta’ala berfirman,يَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {104}“Yaitu pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” QS. Al Anbiyaa’104Hari kebangkitan merupakan kebenaran yang sudah pasti. Ditetapkan oleh Al Quran, As Sunnah dan Ijmaa’ konsensus kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman,ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ {16}“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati15. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari kiamat.16” QS. Al Mukminun15-16Rasulullah shalallahu alaihi wa salaam bersabda يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلا“Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang, dan tidak disunat”[3]Kaum muslimin juga telah sepakat mengenai kepastian adanya hari kebangkitan ini. [4]Mengimani Adanya Hari Perhitungan dan PembalasanTermasuk perkara yang harus diimani berkenaan dengan hari akhir adalah mengimani adanya hari perhitungan dan pembalasan. Seluruh amal perbuatan setiap hamba akan dihisab dan diberi balasan. Hal ini juga telah ditetapkan oleh Al Quran, As Sunnah dan ijmaa’ kaum Ta’ala berifrman,إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَّابَهُمْ {25} ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم {26}“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka25. kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” QS. Al Ghasiyah25-26وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ {47}“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” QS. Al Anbiyaa’47Telah shahih dari Nabi shalallahu alaihi wa salaam, beliau bersabda,ومن هم بحسنة فلم يعملها كتبت له حسنة فإن عملها كتبت له عشرا ومن هم بسيئة فلم يعملها لم تكتب شيئا فإن عملها كتبت سيئة واحدة“Barangsiapa yang berniat melakukam suatu kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah telah menulisnya sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan, bahkan sampai kelipatan yang lebih banyak lagi. Sedangkan barangsiapa yang berniat melakukan keburukan, lalu mengerjakannya, maka Allah hanya akan menulisnya satu keburukan saja“ [5].Kaum muslimin juga telah bersepakat tentang adanya hari perhitungan dan pembalasan. Dan ini sesuai dengan tuntutan hikmah Allah Ta’ala.[6]Mengimani Adanya Surga dan NerakaHal lain yang harus diimani seorang muslim adalah tentang surga dan neraka. Keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk. Surga adalah kampung kenikmatan yang dipersiapkan oleh Allah Ta’ala bagi orang-orang yang beriman. Sedangkan neraka adalah hunian yang penuh dengan adzab yang dipersiapkan oleh Allah Ta’ala untuk orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {13} وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ {14}“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni’matan. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka” Al Infithaar13-14Berkaitan dengan surga dan neraka, ada beberapa hal penting yang merupakan keyakinan ahlus sunnah yang membedakannya dengan ahlul bid’ah Pertama Surga dan Neraka Benar AdanyaKeberadaan surga dan nereka adalah haq benar adanya. Tidak ada keraguan di dalamnya. Neraka disediakan bagi musuh-musuh Allah, sedangkan surga dijanjikan bagi wali-wali Allah. Penyebutan tentang surga dan neraka dalam Al Quran dan As Sunnah sangatlah banyak. Terkadang disebutkan tentang kondisi penduduk surga dan neraka. Terkadang disebutkan tentang janji kenikmatan surga dan adzab di neraka. Terkadang disebutkan dorongan agar bersemangat meraih surga dan ancaman dari neraka. Demikian pula As Sunnah banyak menyebutkan tentang surga dan neraka. Itu semua menunjukkan bahwa keberadaan surga dan neraka adalah benar adanya. [7] Kedua Surga dan Neraka Sekarang Sudah AdaAhlus sunnah telah sepakat bahwa keduanya merupakan makhluk Allah yang telah ada sekarang. Hal ini bertentangan dengan keyakinan mu’tazilah dan qodariyah yang lebih mengedepankan akal mereka. Adapun dalilnya adalah firman Allah,وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” QS. Ali Imran133Tentang neraka Allah berfirman,وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {131}“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir” QS. Ali Imran131Diriwayatkan juga bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat Sidratul Muntaha, kemudian melihat dan masuk ke dalam surga. Hal ini terjadi ketika beliau Isra’ Mi’raj.[8] Ketiga Penciptaan Surga dan Neraka Sebelum Penciptaan MakhlukDalilnya adalah firman Allah Ta’ala,وَيَائَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَتَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ {19}“Dan Allah berfirman “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua buah-buahan di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”” QS. Al A’raf 19Surga ada setelah ditiupkannya ruh pada diri Adam. Hal ini menunjukkan surga sudah ada sebelum penciptaan Adam. [9].Keempat Surga dan Neraka Sudah Ditentukan Siapakah Yang Akan Menjadi Penghuninya Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia … ”QS. Al A’raf 179Dari Aisyah, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,إن الله خلق للجنة أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم وخلق للنار أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم“… Sesungguhnya Allah telah menciptakan para penghuni untuk jannah. Allah telah menentukan mereka sebagai penghuninya, sedangkan mereka masih dalam tulang sulbi bapak-bapak mereka. Allah juga telah menciptakan para penghuni bagi neraka. Allah telah menentukan mereka sebagai penghuninya, padahal mereka masih dalam tulang sulbi bapak-bapak mereka” [10].[11]Kelima Surga dan Neraka Kekal AbadiAllah Ta’ala berfirman,وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ {108}“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” Huud108Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam bersabda,ينادي مناد إن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبدا وإن لكم أن تحيوا فلا تموتوا أبدا وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبدا وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا فذلك قوله عز وجل { ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون }“Datanglah suara berkumandang Wahai ahli surga, sesungguhnya kamu sekalian akan sehat dan tak pernah sakit. Kamu sekalian akan menjadi muda belia dan tak pernah tua lagi. Dan kalian pun akan hidup dan tak akan pernah mati.”[12].Keyakinan tentang surga dan neraka di atas, terangkum dalam perkataan yang disampaikan oleh Imam Abu Ja’far At Thahawy rahimahullah dalam kitab beliau al Aqidah Ath Thahawiyah, beliau menjelaskan,وَالجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخْلُوْقَتَانِ، لاَ تَفْنَيَانِ أَبَدًا وَلا تَبِيْدَانِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الجَنَّةَ وَالنَّارَ قَبْلَ الخَلْقِ، وَخَلَقَ لَهُمَا أَهْلاً،“Surga dan neraka merupakan dua makhluk yang tidak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluk lainnya dan Allah juga telah menentukan siapakah penghuninya…”[13].Mengimanai Fitnah, Adzab, dan Nikmat KuburDalil perkara ini sangat gamblang dan jelas. Allah Ta’ala menerangkannya di banyak tempat dalam Al Quran. Demikian pula penjabaran dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang masalah ini sangat banyak dan mencapai derajat mutawatir. Allah Ta’ala berfirman,وَلَوْتَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلاَئِكَةُ بَاسِطُوا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ {93}“…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” QS. Al An’am 93. [14]Adapun dalil tentang adanya siksa kubur adalah tentang kisah pertanyaan malaikat di alam kubur kepada mayit tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya. Allah Ta’ala lalu meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap, sehingga dengan kemantapannya ia menjawab, ”Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku adalah Nabi Muhammad”. Sebaliknya Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim. Orang yang kafir hanya bisa menjawab, ”Hah…hah!Aku tidak tahu” sementara itu orang munafik atau orang yang ragu menjawab ” Aku tidak tahu. Aku dengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku ikut pula mengaatkannya”[15].Faedah Iman yang BenarKeimanan yang benar akan memberikan faedah yang bermanfaat. Demikian pula keimanan yang benar terhadap hari akhir akan memberikan manfaat yang besar, di antaranya Merasa senang dan bersemangat dalam melakukan kataatan dengan mengharapkan pahalanya kelak di ahri takut ketika melakukan kemaksiatan dan tidak suka kembali pada maksiat karena khawatir mendapat siksa di hari bagi orang-orang yang beriman terhadap apa yang tidak mereka dapatkan di dunia dengan mengharapkan kenikmatan dan pahala di akhirat. [16].Demikian penjelasan singkat tentang pokok-pokok keimanan kepada hari akhir. Terdapat banyak perincian yang harus kita imani dari hal-hal yang pokok tersebut. Insya Allah akan dijelaskan lebih rinci dalam kesempatan lain. Semoga Allah meneguhkan iman kita hingga ajal menjemput kita. Wallahul Abu Athifah Adika MianokiMuroja’ah TuasikalArtikel kaki [1]. Syarh al Aqidah al Washitiyah hal 482, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin. Dalam kitab Syarh al Aqidah al Washitiyah. Kumpulan Ulama. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi[2]. Ibid. Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa manusia akan melalui lima tahapan kehidupan yaitu tahapan ketika manusia belum ada,, tahapan ketika dalam perut ibu, tahapan kehidupan dunia, tahapan hidup di alam barzakh, dan tahapan kehidupan akherat.[3]. Muslim 2859[4]. Syarh Ushuulil Iman hal 38-39. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 H[5]. Muslim 162[6]. Syarh Ushuulil Iman hal 39-40[7]. Lihat dalil-dalil selengkapnya dalam Ma’arijul Qobul hal 470-472. Syaihk Hafidz bin Ahmad Hakami. Penerbit Darul Kutub Ilmiyah. Cetakan pertama 1424 H/2004 M[8]. Lihat Syarh al Aqidah at Thahawiyah hal 1056-1058, Al Imam Ibnu Abil Izz al Hanafi. Dalam Jaami’us Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun 2006.[9]. Syarh al Aqidah at Thahawiyah hal 1070, Syaikh Sholih Alu Sayikh. Dalam Jaami’us Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun 2006.[10]. Muslim 2662, Abu awud 4713, An Nasa’i 1947, dan Ibnu Majah 82[11]. Lihat Syarh al Aqidah at Thahawiyah, Ibnu Abil Izz al Hanafi hal 1070-1071[12]. H,R Muslim 2837, At Tirmidzi 3246, dan Ahmad 319, dari hadist Abu Hurairah dan Abu Said al Khudri[13]. Matan al Aqidah at Thahawiyah.[14]. Lihat dalil-dalil yang lebih lengkap dalam kitab Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 224-225. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun 2006.[15]. Lihat Syarh Ushuulil Iman hal 42[16]. Ibid hal 44Sumber Rujukan Syarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 HAl Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun al Aqidah al Washitiyah. Kumpulan Ulama. Penerbit Daarul Ibnul Qobul. Syaikh Hafidz bin Ahmad Hakami. Penerbit Darul Kutub Ilmiyah. Cetakan pertama tahun1424 H/2004.
Jalanmenuju ke Nibbana adalah jalan tengah (Majjima Patipada) yang menghindari ekstrim penyiksaan diri yang melemahkan kecerdasan dan ekstrim pengumbaran nafsu yang menghalangi kemajuan moral. [1]Bodhisatva pangeran Siddharta Gotama, melalui pengalaman-pengalamannya sendiri telah menemukan jalan tengah yang telah menghasilkan pandangan dan pengetahuan yang membawa beliau ke keterangan.
Jakarta - Salah satu rukun iman yang harus diyakini umat Islam adalah iman kepada hari akhir. Agar lebih yakin terhadap datangnya hari tersebut, ada baiknya untuk memahami fungsi iman kepada hari kepada hari akhir atau hari kiamat artinya meyakini dan mempercayai bahwa hari itu pasti akan datang. Dalam buku Rukun Iman oleh Hudarrohman disebutkan, pada hari itu alam semesta beserta seluruh isinya akan hancur. Manusia akan dibangkitkan dari kuburnya dan dikumpulkan untuk dimintai datangnya hari akhir hanya Allah SWT yang tahu. Namun, janji Allah SWT itu nyata. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-A'raf ayat 197 sebagai berikut يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَArtinya "Mereka menanyakan kepadamu Muhammad tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. Kiamat itu sangat berat huru-haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah Muhammad, "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." QS. Al-A'raf 197.Dikutip dari buku Aqidah Akhlak oleh Taofik Yusmansyah, berikut hikmah dan fungsi iman kepada hari akhir1. Dapat Meningkatkan Keimanan dan KetakwaanKepercayaan terhadap adanya hari akhir akan membuat hidup menjadi teratur. Manusia akan berusaha untuk selalu berperilaku baik dan menjauhi perbuatan dosa. Mereka sadar dan yakin bahwa segala yang diperbuat di dunia, akan mendapatkan balasan kelak di akhirat dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Akan mendorong untuk senantiasa berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa dan sia-siaSebagai buah dari keimanan dan ketakwaan, orang yang meyakini hari akhir akan berusaha selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan dosa. Perbuatan dosa akan mengantarkan kepada kesengsaraan, sedangkan kebaikan akan mengantarkan kepada kebahagiaan. Setiapmanusia memiliki kepercayaan dan keyakinan berbeda dalam menanggapi hari akhir. Berikut adalah 3 golongan manusia dalam menggapi hari akhir : Golongan Pertama. Golongan yang menolak adanya hari akhir. Kelompok ini biasanya tidak menganut agama. Mereka memiliki kesimpulan tersendiri tentang dunia mendatang karena adanya teknologi yang Jakarta - Orang mukmin meyakini adanya hari akhir, di mana kehidupan dunia memiliki batas waktu yang ditandai dengan kehancuran alam semesta beserta isinya. Kemudian manusia akan dibangkitkan dan melewati beberapa fase untuk menuju tujuan akhir sebenarnya, yakni surga dan akan hari akhir termasuk dalam enam rukun iman yang menjadi dasar seorang dinyatakan mukmin. Dikatakan bahwa iman yang dimiliki hamba-hamba-Nya tak akan sah dan sempurna bila tak memercayai enam rukunnya, termasuk iman kepada hari yang menjadi bukti bahwa hari akhir benar adanya adalah sejumlah kalam Allah SWT dalam Al-Qur'an, di antaranya adalah Surah Hajj ayat 7 وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِArab Latin Wa annas-sā'ata ātiyatul lā raiba fīhā wa annallāha yab'aṡu man fil-qubụrArtinya Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam Abu Bakar Jabar Al-Jazairi dalam Minhajul Muslim menerangkan, sebelum datangnya hari akhir akan ada tanda-tandanya terlebih dahulu, seperti kemunculan dajjal serta ya'juj dan ma'juj, turunnya Nabi Isa AS untuk membunuh dajjal, terbitnya matahari dari arah barat, angin sejuk yang merenggut nyawa orang beriman, dan kiamat terjadi, seluruh umat manusia akan dibangunkan dari alam kuburnya dan dikumpulkan untuk penghitungan amalan mereka. Allah SWT akan memberi balasan surga bagi orang yang berat timbangan kebajikannya. Begitu pun sebaliknya, neraka diperuntukkan bagi mereka yang ringan amal baiknya dan berat amal seseorang terhadap hari yang kelak akan datang, ada sejumlah pelajaran yang bisa diambil dan direnungkan seperti yang dilansir buku Aqidah Akhlak oleh Taofik Yusmansyah1. Meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan keyakinan akan hari akhir, membuat manusia akan sadar sehingga mengerjakan yang apa diperintah oleh-Nya dan menjauhi hal yang dilarang-Nya Orang mukmin yang yakin dengan hari akhir juga percaya bahwa seluruh perbuatan yang dilakukan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya, untuk itu mereka lebih menjaga diri agar tak tergelincir hal-hal dosa dengan memperbanyak amal ibadah agar mendapatkan balasan kebaikan di akhirat nanti yakni surga Tidak terlena dengan kehidupan dunia yang hanya sementara, sehingga memfokuskan diri untuk istiqamah dalam beribadah yang juga mempersiapkan bekal di akhirat. Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] lus/lus Itulahsebabnya, sebagai bagian dari tanda bahwa kita sekarang berada pada "hari-hari terakhir" sistem yang fasik ini, Yesus bernubuat, "Kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang." (2 Timotius 3: 1-5; Matius 24:14) Nubuat itu